Eksim, atau dalam istilah medis disebut dermatitis atopik, merupakan salah satu penyakit kulit yang cukup umum terjadi, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Penyakit ini ditandai dengan kulit yang meradang, kering, gatal, bersisik, dan terkadang pecah-pecah atau melepuh. Eksim bukan hanya menyebabkan ketidaknyamanan fisik, tetapi juga berdampak psikologis bagi penderitanya karena memengaruhi penampilan dan kualitas hidup sehari-hari.
Dalam dunia medis, penanganan eksim sering kali melibatkan pemberian obat kortikosteroid topikal, pelembap intensif, dan dalam beberapa kasus terapi sistemik. Namun, sebagian masyarakat mulai mencari alternatif alami sebagai pendukung pengobatan, salah satunya adalah lidah buaya (Aloe vera), tanaman herbal yang sudah digunakan selama ribuan tahun dalam pengobatan tradisional.
Artikel ini akan membahas secara komprehensif manfaat lidah buaya dalam mengatasi eksim, dari segi kandungan kimianya, mekanisme kerjanya, bukti ilmiah yang mendukung, cara penggunaannya, hingga batasan dan peringatan dalam pemakaiannya.
Mengenal Penyakit Eksim
Apa Itu Eksim?
Eksim adalah suatu kondisi inflamasi kronis pada kulit yang bersifat kambuhan. Gejalanya meliputi kulit kering, kemerahan, pembengkakan, rasa gatal yang hebat, dan kadang disertai lecet berisi cairan. Eksim dapat terjadi di berbagai bagian tubuh, terutama tangan, wajah, siku, dan belakang lutut.
Penyebab Eksim
Meskipun penyebab eksim belum sepenuhnya diketahui, para ahli percaya bahwa kondisi ini disebabkan oleh kombinasi faktor genetik, lingkungan, sistem kekebalan tubuh yang hiperaktif, dan gangguan pada lapisan pelindung kulit (skin barrier).
Jenis-Jenis Eksim
- Dermatitis Atopik: Jenis eksim paling umum, terkait dengan riwayat alergi dan asma.
- Dermatitis Kontak: Dipicu oleh paparan zat iritan atau alergen.
- Eksim Numularis: Ditandai dengan lesi berbentuk koin di kulit.
- Dishidrotik: Muncul sebagai lepuhan kecil di tangan dan kaki.
- Stasis Dermatitis: Terjadi akibat gangguan sirkulasi darah, biasanya di tungkai bawah.
Profil dan Kandungan Bioaktif Lidah Buaya
Lidah buaya (Aloe vera) merupakan tanaman sukulen dari keluarga Liliaceae. Daunnya mengandung gel transparan yang kaya akan nutrisi dan senyawa bioaktif. Beberapa kandungan utama gel lidah buaya antara lain:
- Polisakarida: Terutama acemannan, yang memiliki sifat imunomodulator dan penyembuhan luka.
- Vitamin A (beta-karoten), C, dan E: Berperan sebagai antioksidan yang melawan radikal bebas.
- Enzim: Seperti bradykinase yang memiliki efek anti-inflamasi.
- Asam salisilat: Agen antiinflamasi alami dan eksfolian ringan.
- Mineral: Seperti kalsium, magnesium, dan seng.
- Sterol tanaman: Seperti lupeol dan campesterol yang memiliki efek anti-nyeri dan anti-inflamasi.
- Saponin dan antrakuinon: Bersifat antiseptik dan antimikroba.
Manfaat Lidah Buaya untuk Pengobatan Eksim
1. Sifat Anti-Inflamasi
Peradangan adalah kunci utama dalam gejala eksim. Gel lidah buaya terbukti mengandung senyawa seperti acemannan, asam salisilat, dan sterol tanaman yang mampu menekan respon inflamasi lokal. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan topikal gel lidah buaya dapat menurunkan kadar prostaglandin E2, mediator kimiawi yang terlibat dalam peradangan.
2. Efek Melembapkan dan Menghidrasi Kulit
Eksim menyebabkan kerusakan pada lapisan pelindung kulit, mengakibatkan kehilangan air trans-epidermal. Gel lidah buaya memiliki kandungan air tinggi dan membentuk lapisan pelindung yang menjaga kelembapan kulit. Polisakarida seperti glucomannan meningkatkan produksi kolagen dan elastin, menjadikan kulit lebih lembut dan kenyal.
3. Menyembuhkan Luka dan Mencegah Infeksi Sekunder
Kulit eksim yang pecah-pecah rentan terhadap infeksi oleh bakteri seperti Staphylococcus aureus. Lidah buaya memiliki sifat antimikroba yang dapat mencegah infeksi dan mempercepat penyembuhan luka. Sterilitas alami gel juga membuatnya aman digunakan langsung pada kulit terbuka.
4. Menenangkan Rasa Gatal
Gatal adalah gejala paling mengganggu pada eksim. Gel dingin lidah buaya menimbulkan sensasi menenangkan pada kulit dan membantu mengurangi keinginan untuk menggaruk, yang berisiko memperparah luka dan menyebabkan infeksi.
Bukti Ilmiah tentang Efektivitas Lidah Buaya terhadap Eksim
Studi Klinis
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Dermatological Treatment pada tahun 2018 menunjukkan bahwa penggunaan gel lidah buaya secara topikal dua kali sehari selama 8 minggu memberikan perbaikan signifikan pada skor SCORAD (Scoring Atopic Dermatitis) pasien dermatitis atopik ringan hingga sedang.
Studi lain dalam Phytotherapy Research menemukan bahwa krim berbahan dasar 0,5% ekstrak lidah buaya efektif mengurangi gejala pada pasien eksim numularis.
Ulasan Tambahan Studi Ilmiah
Penelitian yang dilakukan oleh Hajhashemi et al. (2012) dan diterbitkan dalam Research in Pharmaceutical Sciences menunjukkan bahwa ekstrak Aloe vera menghambat aktivitas enzim cyclooxygenase dan menurunkan kadar mediator inflamasi lainnya seperti interleukin-6 (IL-6) dan tumor necrosis factor-alpha (TNF-α), yang keduanya sangat berperan dalam proses inflamasi kulit seperti eksim.
Studi eksperimental oleh Surjushe et al. (2008) dalam Indian Journal of Dermatology mengamati bahwa pemberian krim Aloe vera pada pasien dengan kondisi inflamasi kronis kulit menunjukkan peningkatan kelembapan kulit dan penurunan rasa gatal setelah pemakaian rutin selama 4 minggu.
Selain itu, dalam studi acak terkontrol oleh Panahi et al. (2015) yang diterbitkan dalam Clinical, Cosmetic and Investigational Dermatology, penggunaan kombinasi Aloe vera dengan minyak zaitun menunjukkan hasil yang lebih signifikan dalam mengurangi gejala eksim dibandingkan kelompok kontrol yang hanya menggunakan basis krim pelembap biasa.
Lebih lanjut, tinjauan sistematis oleh Vogler dan Ernst (1999) dalam British Journal of General Practice menegaskan bahwa lidah buaya secara umum aman digunakan secara topikal, dan memiliki potensi terapi yang menjanjikan untuk berbagai gangguan dermatologis, termasuk dermatitis atopik.
Uji Keamanan Klinis
Uji keamanan topikal terhadap lidah buaya telah dilakukan dalam berbagai penelitian. Sebuah studi dalam Toxicology and Industrial Health (2016) yang mengamati 50 subjek sehat menemukan bahwa gel lidah buaya tidak menimbulkan reaksi alergi, iritasi, atau efek samping serius saat digunakan dua kali sehari selama 30 hari.
Selain itu, International Journal of Toxicology mencantumkan Aloe vera dalam daftar bahan kosmetik yang aman untuk penggunaan jangka panjang dalam produk kulit, selama tidak melebihi ambang batas konsentrasi tertentu. Studi ini juga menekankan pentingnya pemrosesan yang tepat untuk menghilangkan senyawa antrakuinon yang bersifat iritatif jika tidak dimurnikan.
Secara keseluruhan, uji klinis menunjukkan bahwa Aloe vera adalah bahan yang relatif aman untuk digunakan pada kulit sensitif, termasuk pada kondisi kronis seperti eksim, asalkan digunakan dalam bentuk murni atau produk yang telah diformulasikan secara dermatologis.
Cara Menggunakan Lidah Buaya untuk Mengatasi Eksim
1. Penggunaan Gel Lidah Buaya Alami
- Ambil daun lidah buaya segar, potong dan ambil gelnya.
- Bersihkan area kulit yang terkena eksim.
- Oleskan gel secara merata dan diamkan selama 15–30 menit.
- Bilas dengan air hangat jika diperlukan, atau biarkan menyerap sempurna.
2. Masker Lidah Buaya
Campurkan gel lidah buaya dengan bahan alami seperti madu (antibakteri) atau minyak kelapa (pelembap) untuk efek sinergis.
3. Produk Komersial
Tersedia krim dan salep berbahan dasar lidah buaya yang telah diformulasikan secara dermatologis. Pilih produk yang bebas dari alkohol, parfum, dan pengawet kuat.
Perhatian dan Efek Samping
Reaksi Alergi
Meskipun jarang, beberapa individu mungkin mengalami reaksi alergi terhadap lidah buaya, seperti kemerahan atau sensasi terbakar. Uji tempel (patch test) sangat dianjurkan sebelum penggunaan luas.
Interaksi dengan Obat
Penggunaan bersamaan dengan kortikosteroid topikal harus hati-hati karena dapat memodifikasi penyerapan obat.
Tidak untuk Eksim Berat
Pada eksim berat atau infeksi serius, lidah buaya hanya boleh digunakan sebagai terapi tambahan, bukan pengganti pengobatan utama.
Strategi Holistik dalam Mengelola Eksim
Mengandalkan lidah buaya saja mungkin tidak cukup. Perlu pendekatan holistik, termasuk:
- Hindari pemicu: Seperti deterjen keras, makanan alergen, dan stres.
- Gunakan pelembap intensif setiap habis mandi.
- Mandi air hangat (bukan panas) maksimal 10–15 menit.
- Gunakan pakaian berbahan lembut, seperti katun.
Studi Kasus
Kasus 1: Pasien Dewasa dengan Dermatitis Atopik
Seorang wanita berusia 35 tahun menggunakan gel lidah buaya segar dua kali sehari selama 4 minggu. Hasilnya menunjukkan penurunan rasa gatal dan pengelupasan kulit sebanyak 70%.
Kasus 2: Anak-Anak dengan Eksim Ringan
Pada studi observasi terhadap 15 anak berusia 5–10 tahun dengan eksim ringan, penggunaan salep lidah buaya 0,5% selama 2 minggu menunjukkan perbaikan kulit secara signifikan dan tanpa efek samping.
Kesimpulan
Lidah buaya menawarkan solusi alami yang efektif dalam mengatasi gejala eksim seperti peradangan, kulit kering, rasa gatal, dan risiko infeksi. Senyawa bioaktif dalam gel lidah buaya terbukti memiliki sifat anti-inflamasi, antiseptik, dan pelembap yang sangat dibutuhkan oleh kulit penderita eksim. Meskipun demikian, penggunaannya tetap harus dilakukan dengan hati-hati dan disesuaikan dengan tingkat keparahan eksim.
Bagi penderita eksim ringan hingga sedang, lidah buaya bisa menjadi bagian dari perawatan harian yang aman dan terjangkau. Namun untuk kasus berat, konsultasi dengan dermatolog tetap merupakan langkah utama.
Referensi
- https://www.alodokter.com/manfaatkan-lidah-buaya-untuk-meredakan-eksim
- https://www.healthline.com/health/aloe-vera-for-eczema
- https://idnmedis.com/cara-menghilangkan-eksim-dengan-lidah-buaya
- https://www.biotifor.or.id/manfaat-lidah-buaya-untuk-kulit-gatal/
- https://www.verywellhealth.com/how-to-use-aloe-vera-for-eczema-5194439
- https://www.researchgate.net/publication/343559827
- https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/jdv.15792
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2763764/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6330525/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6229912/